Lapig mulai merasa bahwa hidup di dunia semakin tidak terasa, kalender bergambar wanita sexy dari toko emas di dekat pasar masih menampilkan tahun 2018, sudah dua tahun tidak perna diganti dan rasanya tidak perlu diganti oleh kalender 2021, sebab kertas dari kalender tidak lecek atau kotor sedikitpun hanya ada debu-debu kecil.
Dua tahun terasa dua hari bagi lapig sebab kegiatan yang dia lakukan hanya makan, tidur, dan boker. tidak ada kegiatan yang lain paling bernafas jika ingat, kadang lapig menahan nafas sampai beberapa menit namun usaha itu sia-sia ketika angin dari tubuh lapig tetap saja keluar dari berbagai lubang di tubuhnya.
Rekor tertinggi lapig menahan nafas bisa sampai tiga menit dua puluh detik namun setelah itu kentut dengan kencang keluar dari lubang belakang dan tidak lupa membawa oleh-oleh bukan hanya angin namun benda keras yang lebih encer, lapig kacipirit.
Setelah usaha yang sia-sia dia lakukan, lapig hanya kembali ke ruang tengah yang lebih luas, kamar terasa begitu sempit setelah menahan nafas sampai kacipirit, duduk bersandar di tembok, mata memandang kalender dari toko emas, melihat wanita yang terus saja tersenyum di hadapannya.
Sudah hampir satu jam lapig melihat model wanita di kalender itu sampai merasa bosan, dan pundak lapig mulai capek karena terlalu lama duduk bersandar di tembok, maklum saja tulang belakang seperti tulang lunak, dan lapig adalah orang yang selalu bolos di hari senin, pernah sesekali mengikuti upacara, dia menjadi langganan tetap uks.
Melonjorkan kaki ke depan, rasa pegal mulai reda dan lapig berganti posisi dari duduk bersandar di tembok, kini mulai tiduran di ruang tengah yang beralaskan keramik, mata masih tetap memandangi kalender itu, namun karena hari sudah larut malam keadaan semakin hening, sudah jarang terdengar motor melintas atau suara orang mengobrol di sisi jalan.
Semakin lapig lama menatap kalender itu, posisi tidur lapig mulai berubah seiring waktu, semula telentang kini lapig mulai tengkurap diatas keramik yang lumayan dingin, walaupun tengkurap mata lapig masih tertuju ke kalender, malam semakin dingin dan sunyi.
Lapig menggoyangkan badannya karena kaki digigi nyamuk, namun ada sesuatu yang aneh ketika tangan lapig menepak kaki dan badannya sedikit bergoyang karena jarak tangan untuk meraih kaki cukup jauh dari jangkauan, “loh kok enak yah” lapig berbicara sendiri.
Nyamuk sudah mati namun lapig masih mengoyangkan badannya sambil tengkurap di atas lantang, dan mata tetap tertuju ke kalender di ruang tengah, sampai pada saatnya lapig bisa tertidur lemas seperti habis olahraga sky diving atau lari maraton 100 km melewati hutan amazon.